HMPV Memiliki Gejala yang Mirip, Namun Berbeda dengan Covid-19

- 03.55.00
advertise here

 Profesor Tjandra Yoga Aditama, Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi dari Universitas Indonesia, menjelaskan bahwa HMPV atau Virus Human Metapneumovirus memiliki kesamaan dengan ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Pernyataan ini disampaikan saat dihubungi di Jakarta pada hari Rabu. Sebelumnya, HMPV telah dilaporkan hadir di Indonesia. Virus ini menginfeksi saluran pernapasan dan menimbulkan gejala yang mirip dengan flu biasa, seperti batuk, demam, pilek, dan sesak napas. Ia juga menambahkan bahwa dalam kasus yang parah, virus ini dapat menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia dan bronkitis. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk selalu menerapkan pola hidup sehat, termasuk rutin mencuci tangan dan memperhatikan etika batuk guna mencegah penyebaran yang lebih luas. “Masyarakat perlu menjaga kesehatan pernapasan dengan menerapkan kebiasaan mencuci tangan dan etika batuk,” ungkap Tjandra.



Virus ini menular melalui percikan air liur atau droplet dari individu yang terinfeksi. Oleh karena itu, masyarakat disarankan untuk mengambil langkah pencegahan, seperti menggunakan masker di tempat umum, selain menjaga kebersihan tangan dan pola hidup sehat. “Mereka yang sakit sebaiknya tidak menularkan kepada orang lain, kita juga harus berhati-hati dengan menggunakan masker dan menghindari kerumunan,” tambahnya, merujuk pada posisinya sebagai Direktur Penyakit Menular WHO untuk Kantor Regional Asia Tenggara pada periode 2018-2020. Tjandra juga menegaskan bahwa infeksi HMPV berbeda dengan COVID-19, meskipun gejalanya bisa mirip, seperti batuk, nyeri dada, demam, dan sesak napas. “Penting untuk diingat bahwa semua infeksi yang menyerang paru-paru dan saluran pernapasan memiliki gejala serupa. Tidak tepat jika kita langsung mengaitkan peningkatan kasus HMPV dengan COVID-19, namun tetap perlu waspada,” jelasnya. Berdasarkan informasi dari kemkes.go.id, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga mengonfirmasi bahwa virus ini memang sudah ada, Ditemukan beberapa anak yang terinfeksi HMPV. Dia mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak panik, karena HMPV bukanlah virus baru, melainkan telah dikenal dalam dunia medis sejak tahun 2001. Hal ini berbeda dengan COVID-19 yang tergolong sebagai virus baru. “Sistem kekebalan tubuh manusia sebenarnya sudah lama mengenal virus ini dan dapat meresponsnya dengan baik,” ungkap Budi. Dia juga menekankan bahwa HMPV bukanlah virus yang mematikan. Sebagian besar individu yang terpapar akan sembuh dengan sendirinya tanpa memerlukan perawatan khusus. Meskipun tidak berbahaya, tetap diperlukan kewaspadaan, terutama bagi kelompok rentan seperti lansia, anak-anak, dan individu dengan masalah kesehatan tertentu. Oleh karena itu, Menteri Kesehatan mengajak masyarakat untuk menjaga kesehatan, seperti cukup istirahat, mencuci tangan secara rutin, menggunakan masker di tempat umum, serta menjaga jarak. Jika merasakan gejala yang mencurigakan, disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter.


Advertisement advertise here


EmoticonEmoticon

 

Start typing and press Enter to search